Cara download: Tinggal klik nama aplikasi lalu
anda akan di bawa ke AdFly(situs iklan) kelik pojok kanan tunggu 5 detik
lalu Skip add trus Dowload dah filenya! :D jika masi kurang mengerti
bisa kelik DISINI
Download Buku
Download Buku Bse
Link 1:-http://bse.kemdiknas.go.id/fullbook/20112409102120.zip (semua .rar)
-http://bse.kemdiknas.go.id/buku/20112409154228/pdf/ (jika anda ingin mendownload satu-satu
dari setiap konten buku
- http://bse.kemdiknas.go.id/ (link asli)
Link 2=-bse.invir.com/
Link 1:-http://bse.kemdiknas.go.id/fullbook/20112409102120.zip (semua .rar)
-http://bse.kemdiknas.go.id/buku/20112409154228/pdf/ (jika anda ingin mendownload satu-satu
dari setiap konten buku
- http://bse.kemdiknas.go.id/ (link asli)
Link 2=-bse.invir.com/
Download Lagu
Download Lagu
Link:Download
Link 2 (4shared) :
1.Ya Hanana
2.Tholaal badru
3.Allahumma solli ala muhammad
4.Solawat badar
5.Lailahaillallah
6.Ya nabi salam
7. Allahu Allahu
8. Assalamualaik
9.Assalamualaik
10.Alhamdulillah
11.Nurul Mustofa
12.asmaul husna
13. bcaee51cbbee2a4d4b9271b2baf077
14. 33d83261d0f8dc45980ee468ec3fbc
15. 1_online
16.Rohatil
17.Busyrolana
18.Ahlan wa sahlan binnabi
19.Robbi kholaq
20.Sidnan nabi
21.Ya badrotim
22.Solli wasallimda
23.Annabi sollu alaik
24.Ya robba makkah
25.Ya sayyidi
26.Birosulillah
Link:Download
Link 2 (4shared) :
1.Ya Hanana
2.Tholaal badru
3.Allahumma solli ala muhammad
4.Solawat badar
5.Lailahaillallah
6.Ya nabi salam
7. Allahu Allahu
8. Assalamualaik
9.Assalamualaik
10.Alhamdulillah
11.Nurul Mustofa
12.asmaul husna
13. bcaee51cbbee2a4d4b9271b2baf077
14. 33d83261d0f8dc45980ee468ec3fbc
15. 1_online
16.Rohatil
17.Busyrolana
18.Ahlan wa sahlan binnabi
19.Robbi kholaq
20.Sidnan nabi
21.Ya badrotim
22.Solli wasallimda
23.Annabi sollu alaik
24.Ya robba makkah
25.Ya sayyidi
26.Birosulillah
supported by www.4server.info
Read more at: http://infopc-yogi.blogspot.com/2013/01/cara-download-di-4shared-tanpa-login.html Copyright by www.iko.web.id
supported by www.4server.info
Read more at: http://infopc-yogi.blogspot.com/2013/01/cara-download-di-4shared-tanpa-login.html Copyright by www.iko.web.id
ALI BIN ABU THALIB
ALI BIN ABU THALIB (559 - 661 M)
Ali dilahirkan di Kota Mekah, di daerah
Hejaz Jazirah Arab sekitar 10 tahun sebelum kenabian Muhammad SAW.
Ayahnya adalah: Abu Thalib, paman
Nabi saw, bin Abdul Muththalib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushayy.
Ibunya
adalah: Fathimah binti Asad, bin Hasyim, bin Abdi Manaf. Sebelum
datangnya
Islam, keluarga Hasyim terkenal sebagai keluarga yang mulia, penuh kasih
sayang, dan pemegang kepemimpinan masyarakat.
Sejak kecil, Ali RA dikenal sebagai anak yang cerdas dan
pemberani. Ali RA mengikuti Nabi SAW
sejak umur 6 tahun. Ia juga termasuk
dalam golongan yang pertamakali mengakui kenabian Muhammad SAW. Ia
dikenal sebagai sosok yang gagah berani dan sederhana (zuhud). Keberaniannya itu ia tunjukkan dalam
kesanggupannya untuk menggantikan posisi nabi ditempat tidur ketika Nabi SAW
akan hijrah. Kala itu kaum kafir sudah
mengepung rumah Nabi SAW, namun Ali RA tidak sedikitpun merasa takut.
Ali meminang salah seorang anak Nabi SAW, yaitu Fatimah Az-zahra. Anak-anaknya adalah: Hasan, Husein,
Zainab, Ummu Kultsum, dari Fathimah binti Rasulullah Saw. Seorang isteri yang
tidak pernah diperlakukan buruk oleh Ali r.a. selama hidupnya. Bahkan Ali tetap
selalu mengingatnya setelah kematiannya. Ia juga mempunyai beberapa orang anak
dari isteri-isterinya yang lain, yang ia kawini setelah wafatnya Fathimah r.a.
Baik isteri dari kalangan wanita merdeka maupun hamba sahaya. Yaitu: Muhsin,
Muhammad al Akbar, Abdullah al Akbar, Abu Bakar, Abbas, Utsman, Ja'far,
Abdullah al Ashgar, Muhammad al Ashghar, Yahya, Aun, Umar, Muhammad al Awsath,
Ummu Hani, Maimunah, Rahmlah ash Shugra, Zainab ash Shugra, Ummu Kaltsum ash
Shugra, Fathimah, Umamah, Khadijah, Ummu al Karam, Ummu Salmah, Ummu Ja'far,
Jumanah, dan Taqiyyah.
Keberaniannya itu pula ia tunjukkan untuk membela
panji-panji Islam. Dalam perang Badar,
dimana pasukan muslimin hanya sedikit, sedangkan kaum kafir yang menyerang
berlipat-lipat jumlahnya. Ali RA menjadi
penyemangat kaum muslimin, sehingga meraih kemenangan. Karena sulitnya
menghadapi lawan yang berlipat jumlahnya, maka saat meraih kemenangan, para
pejuang Islam disambut dengan takjub dan diberi sebutan “ahlul Badar”.
Ali RA juga terkenal dengan pedang "dzulfikar”nya. Pada perang Uhud, Ali melindungi Nabi SAW yang
kala itu terjepit hingga gigi beliau bahkan rompal dan darah mengalir di
mana-mana. Teriakan takbir dari Ali menguatkan kembali semangat bertarung para
sahabat, terutama setelah melihat Rasululah dalam kondisi kritis. Pada perang
tersebut Nabi SAW banyak kehilangan sahabat terbaiknya, para ahlul-Badar
termasuk pamannya, Hamzah --sang singa padang pasir. Namun demikian, Allah SWT
menggantikannya dengan masuk Islamnya sang Panglima perang Uhud, Khalid bin
Walid. Khalid memberikan kontribusi yang besar bagi perjuangan Islam hingga
akhir hayatnya. Dalam perang Uhud ini pulalah Ali RA melihat kesahajaan sosok
Fatimah binti Muhammad SAW. Fatimah
turut serta dalam perang tersebut dan membasuh luka ayahnya dan juga Ali RA,
berikut pedang dan baju bersimbah darah.
Dalam perang Khandak. Perang yang juga terhitung genting. kembali menjadi pahlawan, setelah cuma ia satu-satunya sahabat yang 'berani' maju meladeni tantangan seorang musuh yang dikenal jawara paling tangguh, ‘Amr bin Abdi Wud Ali bertarung satu lawan satu. Ali dengan pedang “dzulfikar”nya berhasil menebas ‘Amr sehingga terbelah menjadi dua. Sementara dalam perang Khaibar, dimana kaum Yahudi melanggar perjanjian Huaibiah dan memerangi kaum Muslim, Ali berhasil menerobos Benteng Khaibar yang amat kokoh dan menghancurkan pertahanan kaum Yahudi.
Dalam perang Khandak. Perang yang juga terhitung genting. kembali menjadi pahlawan, setelah cuma ia satu-satunya sahabat yang 'berani' maju meladeni tantangan seorang musuh yang dikenal jawara paling tangguh, ‘Amr bin Abdi Wud Ali bertarung satu lawan satu. Ali dengan pedang “dzulfikar”nya berhasil menebas ‘Amr sehingga terbelah menjadi dua. Sementara dalam perang Khaibar, dimana kaum Yahudi melanggar perjanjian Huaibiah dan memerangi kaum Muslim, Ali berhasil menerobos Benteng Khaibar yang amat kokoh dan menghancurkan pertahanan kaum Yahudi.
Seluruh
peperangan Rasulullah diikuti oleh Ali, kecuali satu di Perang Tabuk.
Rasulullah memintanya menetap di Mekkah untuk menjaga stabilitas wilayah. Sebab
Rasulullah mengetahui, ada upaya busuk dari kaum munafiq untuk melemahkan
Mekkah dari dalam saat Rasulullah keluar memimpin perang Tabuk.
Setelah Rasulullah wafat. Ia lebih suka menyepi, bergelut
dengan ilmu, mengajarkan Islam kepada murid-muridnya. Pada masa inilah, Ali kemudian
mengasah diri mnjadi seorang pemikir. Keperkasaannya dan keberaniannya yang banyak
dikagumi telah berubah menjadi sosok yang identik dengan ilmu. Ali terinspirasi
oleh kata-kata mendiang Rasulullah, "jika aku ini adalah kota ilmu, maka
Ali adalah pintu gerbangnya". Dari
ahli pedang menjadi ahli kalam (pena). Ali begitu terbenam didalamnya, hingga
kemudian ia 'terbangun' kembali dan tersadar melihat begitu banyak perubahan
karena banyaknya perselisihan antar para sahabat yang sulit untuk menemukan
kesepakatan tentang berbagai persoalan.
Dan ia menyadari, hal tersebut karena adanya perbedaan pemahaman
terhadap suatu masalah, ditambah lagi dengan munculnya orang-orang munafik yang
mulai kembali menentang pemerintahan Islam sepeninggal Nabi SAW.
Setelah Utsman wafat, masyarakat
beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Namun demikian,
kemudian timbullah persoalan ketika Ali mulai mengeluarkan kebijakasanaan baru
sebagai khalifah. Ali menon-aktifkan para gubernur yang diangkat oleh Utsman.
Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka.
Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan
menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem
distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah
diterapkan Umar. Ali memerintah hanya
enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan.
Ali ibn Abi Thalib menghadapi masalah
selanjutnya, yaitu adanya pemberontakan Thalhah, Zubair dan Aisyah. Alasan
mereka, Mereka menuntut bela terhadap darah Utsman yang telah ditumpahkan
secara zhalim, namun Ali tidak mau menghukum para pembunuh Utsman.s Ali
sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirim surat kepada Thalhah
dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara
damai. Namun ajakan tersebut ditolak. Akhirnya, pertempuran yang dahsyat pun
berkobar. Perang ini dikenal dengan nama Perang Jamal (Unta), karena Aisyah
dalam pertempuran itu menunggang unta, dan berhasil mengalahkan lawannya.
Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke
Madinah.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan Ali juga
mengakibatkan timbulnya perlawanan dari para gubernur di Damaskus, Mu'awiyah,
yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan Zubair,
Thalhah dan Aisyah, Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus dengan sejumlah
besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu'awiyah di Shiffin.
Pertempuran terjadi di sini yang dikenal dengan namaperang shifiin. ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi
tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya
golongan ketiga, kaum khawariz orang-orang yang keluar dari barisan Ali.
Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib umat Islam terpecah
menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Abdullah bin
Saba’ al-yahudu) yang menyusup pada barisan tentara Ali, dan al-Khawarij
(orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan
Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah,
sementara posisi Mu'awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H (660 M),
Ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij yaitu Abdullah bin Muljam.
UTSMAN BIN AFFAN
UTSMAN BIN AFFAN (574 - 656 M)
Utsman bin Affan adalah khalifah ke-3 dalam sejarah Islam. Pengangkatan Utsman tidak seperti pengangkatan
khalifah sebelumnya,Ustman diangkat menjadi khalifah setelah diadakan
musyawarah oleh para sahabat yang ditunjuk oleh Umar melalui surat
wasiatnya. Hal tersebut dilakukan
setelah Uhtmar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik
menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya
oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih
pengganti sebagaimana dilakukan Rasulullah. Umar menunjuk enam orang Sahabat
sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah
Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abu Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi tholib.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan
gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena
Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum.
Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak
perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya
dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya
meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Utsman juga dikenal sebagai
pedagang yang hebat dan kekayaannya yang banyak. Namun demikian,
kekayaannya itu tidak membuatnya sombong. Utsman sangat dikenal dengan
kedermawanannya. Banyak materi yang disumbangkannya untuk perjuangan
Islam.
Nama
ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan
Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah.
Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta
termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu
Islam dan beriman.
Menikahi
8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan
Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar,
Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8
anak perempuan.
Di masa pemerintahan Utsman (644-655
M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia,
Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti
sampai di sini. Dengan
adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi
wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu,
adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat
juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Dari segi
sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini
merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di
mesjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga
perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi .Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi .Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Pemerintahan Usman berlangsung
selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak
puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini karena fitnah dan hasutan dari
Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk
islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat
lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa
keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M, Utsman dibunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah
bin Saba’ itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat
berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat
keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibn
Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang
tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar
Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan
penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat
berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas
terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya
dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri. Itu semua akibat fitnah
yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’, meskipun Utsman tercatat paling
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah
UMAR BIN KHATTAB R.A.
UMAR BIN KHATTAB R.A.(586-590 M)
Umar bin
Khattab adalah khalifah yang kedua sesudah Nabi SAW wafat. Pengangkatan Umar menjadi khalifah adalah berdasarkan surat wasiat yang ditinggalkan oleh Abu Bakar. Ketika
Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para
pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar ibn Khatthab sebagai penggantinya
dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan
di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima
masyarakat yang segera secara beramai- ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Rasulillah (pengganti
dari Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu'minin (petinggi orang-orang yang beriman).
Umar lahir di Mekah dari Bani Adi, salah satu rumpun suku
Quraisy dengan nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan menulis
yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang.
Umar mempunyai watak yang sangat keras
dan berani. Karena keberaniannya itulah
ia dijuluki sebagai Singa Padang Pasir.
Ia juga amat keras dalam membela agama tradisional bangsa
Arab yang menyembah berhala serta menjaga adat-istiadat mereka. Pada jaman jahiliyah, ia pernah mengubur putrinya
hidup-hidup demi menjaga kehormatannya.
Pada suatu saat, Umar berketetapan untuk membunuh Muhammad SAW. Saat
mencarinya, ia berpapasan dengan seorang muslim (Nu’aim bin Abdullah) yang
kemudian memberi tahu bahwa saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar
terkejut atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Di rumah Umar menjumpai
bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur’an (surat Thoha), ia menjadi
marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya
berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta agar bacaan
tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al
Qur’an tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam pada hari itu juga.
MASA KEKHALIFAHAN UMAR BIN KHATTAB
RA
Di zaman Umar gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi; ibu kota Syria, Damaskus, jatuh
tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di
pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan
memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan
'Amr ibn 'Ash dan ke Irak di bawah pimpinan Sa'ad ibn Abi Waqqash. Iskandariah
(Alexandria, sekarang istambul), ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan
demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat
Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu
kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Moshul
dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar Radhiallahu ‘anhu,
wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria,
sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir.
Karena perluasan daerah terjadi
dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh
administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi
pemerintahan diatur menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria,
Jazirah Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Beberapa departemen yang dipandang
perlu didirikan. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran
gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga
yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
jawatan kepolisian dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan umum. Umar juga
mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang.
Selama
menjadi khalifah Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana sebagaimana saat para pemeluk Islam masih
miskin dan dianiaya. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun keempat
kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya
mulai dihitung saat peristiwa hijrah.Umar
memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang majusi, budak dari Persia bernama Abu
Lu'lu'ah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang
dilakukan Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka
untuk memilih salah seorang di antaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut
adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa'ad ibn Abi Waqqash, Abdurrahman ibn
'Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Utsman
sebagai khalifah, melalui proses yang agak ketat dengan Ali ibn Abi Thalib.
Abu Bakar As-Shidiq RA.
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ R.A (573 - 634 M)
Abu Bakar ash-Shidiq Rodiallahu’anhu
(RA) adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah SAW. Awalnya
ia merupakan salah seorang petinggi Mekkah dari Suku Quraisy. Nama
lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab
bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr
al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu` anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nama Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad setelah ia masuk Islam dan merupakan salah satu dari As-Sabiqunal awwalun yaitu golongan orang-orang yang pertamakali masuk Islam. Ia diberi gelari Ash-shidiq,
yang berarti yang terpercaya, karena ia adalah orang pertamakali
mempercayai (membenarkan) adanya peristiwa Isra’Mi’raj. Abu Bakar juga
diberi julukan Al-‘Atiq yang artinya yang terbebas. Julukan
tersebut diberikan karena keindahan wajahnya dan karena Nabi SAW pernah
bersabda “Engkau adalah hamba yang dibebaskan Allah dari api neraka”
Abu Bakar adalah salah satu dari empat khalifah pertama sesudah Nabi SAW, atau disebut dengan kekhalifahan khulafaur-rasyidin.
Ia adalah sahabat nabi yang paling setia dan terdepan dalam membela
Nabi Muhammad dan para pemeluk Islam. Ia juga orang yang ditunjuk Nabi
SAW untuk menemani hijrah ke Yatsrib (Madinah). Ketika Nabi SAW sakit
keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk untuk menggantikan beliau
sebagai imam dalam shalat. Karena hal ini kemudian dianggap sebagai
petunjuk agar Abu Bakar nantinya yang akan menggantikan kepemimpinan
Islam sesudah Nabi SAW wafat.
Abu Bakar mempunyai tiga anak, yaitu Abdullah bin Asma, Abdul Rahman dan
Aisyah. Aisyah kemudian diperistri Nabi Muhammad SAW.
MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR ASH-SHIDIQ RA
Abu Bakar RA menjadi khalifah selama dua
tahun (632 – 634 M). Banyak kemajuan bagi umat Islam selama masa
pemerintahannya yang singkat itu, yaitu memperluas daerah kekuasaan
Islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga daerah kekuasaan
Bizantium. Banyak tantangan yang dihadapi diawal pemerintahannya.
Didalam negeri suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada
Pemerintahan Madinah sepeninggal Nabi SAW, karena mereka beranggapan
bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya
batal setelah Nabi SAW wafat. Karena sikap keras kepala dan
penentangan mereka dianggap bisa membahayakan agama dan pemerintahan
Islam, Abu Bakar RA memerangi mereka sehingga terjadi perang Riddah
(perang melawan kemurtadan) dimana Khalid ibn Al-Walid ditunjuk sebagai
panglimanya.
Setelah menyelesaikan urusan perang
dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid
ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun
634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima
yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan
Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn Zaid yang masih
berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang
dijalani, ia sampai ke Syria.
KISAH KETELADANAN ABU BAKAR AS-SHIDIQ RA
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair
dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru Radiallahu
anhu tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan
Rasulullah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith
mendatangi Nabi Shallahu 'Alaihi wa Salamyang sedang shalat, maka
tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan
mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya
dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata, "Apakah kamu akan
membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah'
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan
dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).
Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Suatu
ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam berkhutbah di hadapan
manusia dan bersabda, Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba
untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang
ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada
di sisi Allah.” Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Maka Abu Bakar menangis,
kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa
Salam hanyalah menceritakan seseorang hamba yang memilih kebaikan,
akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah
Shallahu 'Alaihi wa Salam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti
serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa
Salam bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku
dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar.
Andai saja aku perbolehkan mengangkat menjadi kekasihku selain Rabku
pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan
se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka janganlah ditinggalkan pintu
kecil di masjid selain pintu Abu Bakar.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi
Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin
az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka
dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw.
pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil
Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar
mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak
tidak ada)."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu anhu berkata," Aku mendengar
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa menginfakkan
sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru
dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilah kebaikan. Maka
barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat,
barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil
dari pintu jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan
dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan
dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar
berkata, 'Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu,
dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah
Shallahu 'Alaihi wa Salam?' Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam.
menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk
salah seorang dari mereka'."
Langganan:
Postingan (Atom)